Senin, 01 Juni 2009

Rendah, Kemampuan Baca, Matematika dan IPA Siswa SLTP

Selasa, 01 Juli 2003, 21:31 WIB

Jakarta, Selasa

Kompas.com

Kemampuan membaca, matematika dan sains (IPA) rata-rata siswa usia 15 tahun (SLTP dan SLTA) Indonesia masih menduduki urutan terendah dari 41 negara di dunia. Demikian hasil lembaga penelitian internasional yang diumumkan di Jakarta, Selasa (1/7) sore.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, Bahrul Hayat, Ph.D, selaku ketua Tim peneliti OECD PISA Indonesia mengatakan, penelitian itu dilakukan terhadap 7.355 siswa usia 15 tahun dari 290 SLTP/SMU/SMK se-Indonesia pada 2003.

"Dari hasil penelitian itu, kemampuan membaca siswa RI menduduki urutan ke-39, kemampuan matematika urutan ke-39, kemampuan sains urutan ke-38 dari 41 negara maju dan berkembang yang diteliti oleh lembaga penelitian OECD PISA dukungan Bank Dunia itu," katanya.

Sementara dalam kemampuan membaca, urutan 1-3 diraih Finlandia, Kanada dan Selandia Baru, kemampuan matematika urutan 1-3 diraih oleh Hongkong, Jepang dan Korea Selatan, serta kemampuan sains diraih Korsel, Jepang dan Hongkong.

Menurut Bahrul, rendahnya kemampuan membaca rata-rata siswa RI berdasarkan hampir 69 persen siswa yang diteliti baru berkemampuan tahap-I, yakni sekadar membaca, belum mampu ke tahap-II (interpretatif), tahap-III (refleksi) dan tahap-IV (evaluasi).

Dari penelitian itu, diketahui bahwa 70 persen siswa RI hanya mampu menguasai matematika dan sains sebatas memecahkan satu permasalahan sederhana (tahap-I), belum mampu menyelesaikan dua masalah (tahap-II), belum mampu menyelesaikan masalah kompleks (tahap-III) dan masalah rumit (tahap-IV)

"Dari kelemahan membaca, menguasai matematika dan sains, dapat ditarik kesimpulan, perlunya revisi kurikulum pendidikan agar dapat mendorong siswa meningkatkan kemampuan tiga bidang serta peningkatan SDM para guru," kata Bahrul.

Untuk itu, katanya, Depdiknas segera menyempurnakan kurikulum pendidkan membaca mulai SD-SLTA, dan pengadaan buku teks yang mendorong siswa mampu membaca tidak hanya sekadar membaca tetapi memahami isi, mengevaluasi dan untuk memecahkan masalah sekitar.

Penyempurnaan kurikulum matematika dan sains yang mendorong siswa tidak hanya hafal rumus-rumus, tetapi mampu memecahkan soal yang rumit dan kompleks seperti yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Depdiknas meningkatkan kemampuan mengajar membaca, matematika dan IPA bagi guru SLTP dan SLTA melalui penataran bagi 600 ribu guru SLTP/SLTA se-Indonesia yang sebelumnya didahului tes kemampuan ketiga bidang ilmu itu. (Ant/prim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar