Sabtu, 23 Agustus 2008 | 22:32 WIB
PADANG, SABTU- Perguruan Adabiah Padang yang dikelola Yayasan Syarikat Oesaha Adabiah sejak 93 tahun lalu tetap menunjukkan ciri pendidikan yang khas. Lahir dalam bentuk pendidikan umum, namun berjiwa Islam dan kebangsaan.
"Karena itu, jangan heran Perguruan Adabiah yang dimotori kelahirannya oleh Dr Abdullah Ahmad, ulama dan tokoh pembaharuan pendidikan Islam Minangkabau, banyak melahirkan tokoh-tokoh berkaliber nasional dan internasional," kata Ketua YSO Adabiah Prof Muchlis Muchtar, pada peringatan 93 Tahun Perguruan Adabiah, Sabtu (93/8) di Padang.
Perguruan Adabiah kini mengelola pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, sampai perguruan tinggi, berupa Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi.
Muchlis Muchtar menjelaskan, Adabiah selain melaksanakan proses belajar-mengajar dengan menggunakan kurikulum nasional, juga melaksanakan pendidikan plus seperti pengetahuan komputer dengan labor komputer berkapasitas 165 unit komputer dan internet, pendidikan agama Islam. Khusus untuk murid sekolah dasar mereka ditampung dalam MDA Adabiah.
Untuk menghadapi tantangan global, siswa dibekali pelajaran bahasa Inggris plus. Untuk mengenal akar budaya, siswa juga dibekali keterampilan silat tradisi Minangkabau.
"Untuk obyektivitas, penilaian hasil akhir kemampuan siswa, Adabiah Padang menggunakan penilaian sistem scanner sebagai alat pemeriksa ujian. Sehingga dalam penilaian bukan lagi ditentukan oleh keinginan guru melainkan murni hasil kemampuan siswa. Saat ini di Sumatera Barat baru Adabiah yang memakai sistem scanner," kata Muchlis Muchtar.
Di samping itu, untuk menjaga kebugaran dan menyalurkan bakat dan minat siswa, Perguruan Adabiah melaksanakan Krida setiap hari Jumat. Dengan berolahraga jiwa dan raga akan sehat. Dalam jiwa yang sehat terdapat otak yang cerdas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar