Senin, 01 Juni 2009

Memetakan Kecerdasan Siswa

oleh gurupembaharu.com

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003, penyelenggaraan pendidikan yang bermutu (1) membentuk watak dan (2) peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka (3) mencerdaskan kehidupan bangsa.

Penerapan konsep mengembangkan kecerdasan terlalu sering diungkap sebagai landasan filosofis sehingga implementasi pada aktivitas pendidikan sehari-hari telah tuntas dilaksanakan ketika sekolah telah memberikan pelayanan belajar kepada siwa. Dengan memberikan pengetahuan kepada siswa, melalui aktivitas siswa belajar seolah-olah suadah otomatis keterampilan berpikir siswa meningkat.

Sesuai dengan semangat menerapkan standar dalam pendidikan, idealnya sekolah memetakan target kecakapan berpikir siswa yang bagaimana yang sekolah harapkan. Berikutnya adalah bagaimana sekolah memilih strategi untuk mengembangkan keterampilan berpikir yang diharapkannya, dan bagaimana sekolah mengukur ketercapaian targitnya sehingga sekolah dapat mengetahui derajat kesesuaian antara target dengan realisasinya..

Dari pengalaman mengunjungi sekolah diperoleh infomasi bahwa peta keterampilan berpikr siswa yang diharapkan sekolah belum menjadi dokumen yang seharusnya menjadi dasar dalam pengembnangan rencana pembelajaran. Indikator pembelajaran yang idealnya mencerminkan tingkat keterampilan berpikir, belum terpetakan dengan baik sehingga guru-guru menentukan indikator dan tujuan pembelajaran memilih secara acak melalui pertimbangan profesionalnya. Oleh karena itu indikator pembelajaran belum memiliki rujukan yang sistematis yang dikembangkan berdasarkan target sekolah. Guru-guru masih mendapatkan kemerdekaan dalam memilihnya dan sekolah belum mamu mengkondisikannya.

Kondisi itu memperlihatkan bahwa dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, perlu mendapat perhatian lebih sungguh-sungguh melalui upaya mengembangkan model peta standar yang sekolah harapkan. Sekolah perlu mengembangakan model pelaksanaan pengembangan melalui pembelajaran. Dan, selanjutnya mengembangkan instrumen pengukuran tingkat kinerja pembelajaran dalam meningkatkan kecakapan berpikir siswa.

Langkah pertama yang sebaiknya sekolah kembangkan adalah merumuskan kemampuan berpikir siswa yang sekolah harapkan. Salah satu rujukan teori mengenai hal tersebut adalah Taksonomi Bloom. Kedua, mengembangkan kisi-kisi sebaran tingkat keterampilan pada tiap mata pelajaran Tugas ini sebaiknya ditangani langsung oleh para pendidik melalui kegiatan MGMP. Kisi-kisi selanjutnya guru-guru gunakan sebagai rujukan dalam pengembangan perencanaan pembelajaran. Ketiga, menerapkan kisi-kisi peta kemampuan berpikir ke dalam indikator pembelajaran, hal-hal yang ideal yang seharusnya ada pada kisi-kisi namun sulit dilaksanakan sebaiknya segera diperbaiki. Keempat, sekolah menentukan alat ukur pencapaian, yang paling utama adalah mengembangkan instrumen evaluasi hasil belajar, melaksanakan pengukuran, dan mengolah data hasil pengukuran sehingga sekolah memahami sampai tingkat mana target dapat diwujudkan.

Dalam mengembangkan kemampuan ini, sekolah dapat mengadopsi model-model yang tersebar di internet dengan menggunakan kata kunci pencaraian critical thinking standard. Untuk mendapatkan produktivitas kinerja yang ideal sekolah juga wajib mengembangkan sistem pemantauan pelaksanaan pembelajaran sebagai wahana pendidikan yang nyata sehingg guru maupun siswa diarahkan dan dikondisikan melalui peningkatan mutu pengelolaan pembelajaran. Disarankan pula agar hal-hal yang dikembangkan oleh negara-negara yang unggul dalam pengembangan mutu sumber daya manusianya menjadi bagian yang dicermati. Hal ini penting terutama untuk sekolah yang telah mentargetkan siswanya lulus dengan standar mutu bertaraf internasional.

Dalam rangka memetakan tingkat keterampilan berpikir, guru-guru telah mengenal banyak tentang teori taxonomy bloom. Sampai sejauh ini sekolah juga dapat menggunakan tipe orang (personality type) yang mempengaruhi gaya berpikri seperti yang telah dikembangkan oleh Meyer Briggs yang meliputi Extraversion (E), Introvesion (I), Sensing (S), dan Intuition (N). http://www.personalitypathways.com/type inventory. html. Model lain yang dapat menjadi rujukan adalah jenis-jenis kebutuhan manusia menurut teori Maslow.Teori lain yang dapat menjadi rujukan adalah multi kecerdasan sebagaimana dikembangkan oleh Goleman.

Bagaimana mengintegrasikan kecerdasan itu dikembangkan pada pembelajaran sehari-hari perlu mendapat perhatian yang lebih bersungguh-sungguh agar sekolah memiliki kontribusi yang besar terhadap usaha meningkatkan mutu sumber daya manusia. Hal yang amat penting sekolah perhatikan adalah bagaimana mengembangkan kecerdasan itu melalui sistem pengembangan urikulum, silabus dan RPP yang mengandung rencana pengembangan kemampuan berpikir siswa yang telah distandarkan.

Berikut ini merupakan gambaran sebaran kata kunci tingkatan berpikir dalam taksonomi bloom yang perlu dituangkan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan ini diharapkan guru-guru mengetahui sejauh apa pengembangan yang telah dicapai siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar