Senin, 01 Juni 2009

PENTINGNYA MOTIVASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN Oleh soemarno mages.lpmpmaluku1.multiply.com/attachment/0/Sfkw@QoKCB4AACRqH7I1/Motivasi.doc Ciri motiva


Oleh soemarno

mages.lpmpmaluku1.multiply.com/attachment/0/Sfkw@QoKCB4AACRqH7I1/Motivasi.doc

Ciri motivasi dalam pembelajaran

Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang sangat tinggi. Ini dapat melalui proses belajar mengajar di kelas, seperti:

a. Tertarik kepada guru.

b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan

c. Mempunyai antosias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru.

d. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas

e. Ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain

f. Tindakan, kebiasaan, dan moralnya selalu dalam kontrol diri

g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali

h. Selalu terkontrol oleh lingkungan

Terlepas dari ciri-ciri motivasi di atas, ada beberapa ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah sebagai berikut:

“Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama, ulet menghadapi kesulitan dan tidak muda putus asa, tak cepat puas atas prestasi yang diperoleh, menunjukan minat yang besar terhadap masalah-masalah belajar, lebih suka belajar sendiri, tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, dan senang mencari dan memecahkan masalah.”

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

Sebagaimana yang disebutkan pada bagian depan, bahwa motivasi sangat krusial dalam belajar dan pembelajaran. Akan tetapi motivasi belajar tersebut juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ciri-ciri Pembelajaran

Setiap manusia senantiasa mempunyai ciri-ciri tertentu dalam hidupnya, termasuk pembelajaran, yang senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan tidak jarang meskipun rintangan yang ditemui sangat banyak tetapi tetap berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai apa yang ia cita-citakan.

2. Kemampuan Pembelajaran

Kemampuan manusia satu dan lainnya tidaklah sama. Menuntun seseorang sebagai mana orang lain dari bingkai penglihatan tidaklah dibenarkan. Sebab, orang yang mempunyai kemampuan yang rendah sangatlah sulit untuk menyerupai orang yang berkemampuan tinggi, begitu pula sebaliknya.

3. Kondisi Pembelajaran

Kondisi pembelajaran, baik yang bersifat fisik maupun psikis, sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang sebab apabila kondisi fisik seseorang dalam keadaan lelah, maka motivasi belajarnya akan menurun, sedangkan apabila kondisi psikologis seseorang terganggung (stres), maka seseorang tidak bisa mengkonsentrasikan diri terhadap hal-hal yang dipelajari.

4. Kondisi Lingkungan Pembelajaran.

Sudah diketahui umum bahwa yang menentukan motivasi belajar seseorang, selain faktor individu juga faktor lingkungan, lebih-lebih lingkungan belajar. Sebab, individu secara sadar atau tidak, senantiasa tersosialisasi oleh lingkungannya.

5. Unsur-Unsur Dinamis Belajar Pembelajaran

Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran seperti: motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar, bahan belajar, alat bantu belajar, dan kondisi subjek belajar sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang.

6. Upaya Guru Dalam Membelajarkan Pembelajaran

Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Guru yang sungguh-sungguh dan tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajaran, akan menjadikan pembelajaran juga bergairah belajar.

Jelaslah bahwa, dalam setiap usaha atau kegiatan manusia dimana dan kapan saja, tak selamanya menempuh jalan mulus seperti yang diharapkan. Di satu sisi, manusia menginginkan suatu kesuksesan gemilang, namun di sisi lain harapan manusia selalu saja menemukan hambatan-hambatan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar, sangat banyak kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam membelajarkan siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa banyak macam dan jenisnya. Untuk itu, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru guna meningkatkan motivasi belajar siswa, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar

2. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran

3. Mengoptimalkan pemanfaatan/kemampuan yang telah dimiliki dalam belajar

4. Mengembangkan cita-cita/aspirasi dalam relajar

Untuk itu kami menyarankan kepada guru agar berusaha:

a. Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan

b. Menunjukan, menjelaskan kepada siswa, mengapa suatu bidang studi dimasukkan antosiasme dalam mengajarkan bidang studi yang dipegang dan mengunakan prosedur mengajar yang sehat.

c. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas yang harus tidak serba merekam, sehingga siswa mempunyai intensi untuk belajar dan menyelasaikan tugasnya dengan sebaik mungkin.

d. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk menghindari kegagalan.

e. Memberitahukan hasil ulangan .

f. Berpartisipasi dalam kegiatan ekstra kurikuler guna meningkatkan hubungan kemanusiaan dengan siswa .

g. Mengunakan bentuk-bentuk kompetensi yang sehat.

h. Mengunakan intensif, baik berupa materi maupun nonmateri secara wajar. Demikian pula menggunakan hukuman dan teguran secara wajar.

Fungsi motivasi dalam belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar sengat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para sisiwa.

Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi sebagai berikut:

1. Mendorong manusia untuk berbuat

2. Menentukan arah perbuatannya, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha dan pencapaian prestasi. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Pengaruh Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Ala Bruner dan Seting Pembelajaran terhadap Perolehan Belajar Geografi Siswa Kelas II SMP Negeri Malang

Sambanaung Makapedua arya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article

Pengemasan pembelajaran dewasa ini sering didasarkan pada asumsi-asumsi yang tidak sejalan dengan hakekat belajar dan pembelajaran. Dunia belajar didekati dengan paradigma yang tidak mampu menggambarkan hakikat belajar dan pembelajaran secara komprehensif. Kemasan pembel-ajaran yang sering ditemukan menitikberatkan pada tuntutan kemampuan hafalan, memecahkan masalah lama, penanaman pola perilaku yang kon-frontatif dan seragam dengan pola pengajaran bernuansa kompetitif dan per-saingan.

Pembelajaran geografi di sekolah-sekolah sampai sekaramg masih mempraktekan paradigma penerusan informamsi yang hanya melibatkan kemampuan berpikir tingkat rendah (low cognitive skill) yaitu menghafal, bahkan tidak jarang lebih merosot lagi menjadi tidak lebih dari pemberitaan isi buku teks. Kerangka pikir ini masih bertahan sampai sekarang karena terus dipelihara melalui ujian-ujian yang cenderung hanya menagih hafalan.

Model alternatif pembelajaran geografi yang diajukan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran pencapaian konsep dengan seting pembel-ajaran kooperatif dan individual. Model tersebut merupakan fasilitas untuk pemerolehan konsep. Ada sembilan tahapan pembelajaran pencapaian kon-sep dengan seting kooperatif dalam pembelajaran geografi pada penelitian ini, yakni: (1) mengorganisasikan siswa dalam seting kooperatif (kelompok) 4 – 5 orang perkelompok, (2) membagikan bahan bacaan kepada siswa, (3) me-nyajikan contoh dan bukan contoh sesuai indikator pembelajaran, (4) secara kelompok siswa diminta untuk membandingkan ciri-ciri dari contoh-contoh dan bukan contoh dari setiap indikator, (5) secara kelompok siswa diminta membuat definisi tentang konsep atas dasar ciri-ciri utama dari contoh-contoh di atas, (6) secara kelompok siswa mengidentifikasi contoh-contoh tambahan tidak berlabel dengan menyatakan ya atau bukan, (7) guru menegaskan kembali nama konsep, dan menyatakan kembali definisi konsep sesuai dengan ciri-cirinya, (8) secara kelompok siswa mengungkapkan pemikirannya dalam memperoleh konsep, sehingga diperoleh strategi mana yang efektif, (9) guru memberikan penghargaan: (a) menentukan poin kelompok, (b) menetapkan tim baik, hebat, dan tim super. Penetapan ini diumumkan pada pertemuan berikutnya sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembel-ajaran (pencapaian konsep versus ekspositori) dan seting pembelajaran kooperatif dan individual terhadap perolehan belajar geografi. Tujuan umum tersebut, yang merupakan upaya memvalidasi penggunaan prinsip-prinsip pembelajaran, sejalan dengan maksud ruang lingkup penelitian ini yang berada pada kawasan model pembelajaran. Secara lebih operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan model pembelajaran: pencapaian konsep seting kooperatif dan individual dan ekspositori seting kooperatif dan individual dalam meningkatkan peluang siswa untuk mencapai perolehan belajar geografi yang lebih baik.

Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, dilakukan penelitian kuasi eksperimen pada siswa kelas II semester ganjil SMP Negeri Kota Malang pada tahun pelajaran 2006/2007. Eksperimen menggunakan pengukuran dua faktor de-ngan versi faktorial nonequivalent control group design. Berdasarkan teknik cluster random sampling, maka telah terpilih dua sekolah sampel yang terlibat dalam penelitian ini, yakni SMP Negeri 8 dan 21 Malang. Pada masing-masing sekolah sampel dipilih secara random dua kelas sampel sehingga terdapat empat kelas sampel yang terlibat dalam penelitian ini. Salah satu kelas dari SMP Negeri 8 ditetapkan secara random sebagai kelompok belajar menggunakan model pembelajaran pencapaian konsep dengan seting koope-ratif dan kelas yang lain dengan seting individual. Demikian halnya di SMP Negeri 21 Malang, salah satu kelas ditetapkan secara random sebagai kelom-pok belajar dengan model pembelajaran ekspositori dengan seting kooperatif dan kelas yang lain sebagai kelompok belajar dengan seting individual. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor pra tes dan pasca tes per-olehan belajar. Data dikumpulkan menggunakan tes perolehan belajar. Tes perolehan belajar berbentuk pilihan ganda terdiri dari 40 item soal dengan indek validitas butir r = 0,30 dan indeks reliabilitas alpha Cronbach = 0,763. Data dianalisis secara deskriptif dan ANOVA faktorial 2 x 2. Analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS 13 for Windows. Semua pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 0,05.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar