Senin, 01 Juni 2009

Evaluasi Hasil Pembelajaran

www.ceds-id.orgoleh Taufik Asmiyanto

Keberhasilan sebuah proses pembelajaran yang telah dilakukan tentu amat bergantung pada “kontrak” yang disepakati diantara pengajar dan peserta ajar. Kesepakatan ini secara langsung dapat dilihat pada penetapan sasaran pembelajaran. Sehingga, pengukuran tingkat keberhasilan pembelajaran dapat dilihat pada sejauh mana mahasiswa mampu mencapai sasaran pembelajarannya. Hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang pengajar dalam menilai keberhasilan program pembelajarannya adalah bahwa pengajar tersebut sedapat mungkin mengenal dan memahami peserta ajar baik sebagai individu (I) atau kelompok pembelajar (We). Jadi, pengajar harus memiliki informasi mengenai kemampuan, kebutuhan dan minat dari masing-masing peserta ajarnya. Jadi, proses penilaian keberhasilan aktifitas pembelajaran yang selama ini hanya dilihat dari ranah kognitif tentu tidak lagi menjadi patokan. Seorang pengajar harus mampu mengenal karakteristik peserta ajarnya. Salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam menilai pencapaian pembelajaran adalah evaluasi hasil pembelajaran (EHP). EHP adalah suatu proses sistematis yang memungkinkan seorang pengajar dapat mengukur sejauh mana mahasiswa mencapai sasaran pembelajarannya. Ada dua jenis evaluasi yang dapat dilakukan, yakni: Progressive assessment/Formative assessment dan Terminal assessment/ Summative assessment (Guilbert: 1977). Jenis evaluasi yang pertama biasanya dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan mahasiswa dalam proses pembelajarannya atau kita sering menyebutnya sebagai ujian tengah semester (UTS). Dalam evaluasi ini, penilaian tidak dilakukan untuk menentukan kelulusan mahasiswa dalam pembelajarannya. Sementara, jenis evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan akhir mahasiswa yang juga pada akhirnya menentukan kelulusan dalam proses pembelajarannya adalah Terminal assessment/Summative assessment.

Bentuk dari evaluasi yang dapat dilakukan tentu akan berbeda antara masing-masing mata kuliah. Bahkan satu mata kuliah pun dapat menggunakan lebih dari satu bentuk evaluasi. Bentuk evaluasi yang sering digunakan dalam menentukan tingkat keberhasilan pembelajaran, antara lain: ujian praktikum, ujian tulis, presentasi kasus, dsb. Pemilihan bentuk evaluasi ini amat bergantung pada karekteristik masing-masing mata kuliah. Mata kuliah yang sebagian besar materinya adalah praktikum di laboratorium, tentu akan sangat tepat jika bentuk evaluasi yang dipilih adalah ujian praktikum.

Tujuan dari diadakannya evaluasi pembelajaran, antara lain:

1. Menilai kemampuan ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan2. Mengukur peningkatan selama pembelajaran3. Mengetahui kesulitan mahasiswa4. Mengevaluasi metode pengajaran5. Memotivasi mahasiswa untuk belajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar