INILAH.COM, Samarinda - Sedikitnya 60 unit gedung Sekolah Dasar (SD) dari 199 SD yang ada di Samarinda, Kaltim rusak akibat bangunan gedung SD umumnya terbuat dari kayu dan 10 unit di antaranya karena banjir.
"Dari 199 gedung SD di Samarinda, 30 persen di antaranya rusak akibat gedungnya terbuat dari kayu dan sebahagian karena banjir. Namun, seluruh bangunan sekolah di Samarinda masih layak sehingga perbaikannya hanya bersifat renovasi dan peningkatan gedung," kata Kepala Sub Dinas Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kota Samarinda, L. Hamuddin kepada wartawan di Samarinda Selasa (29/1).
Ia mengakui, dari Rp 178, 7 miliar anggaran pendidikan tahun 2008 yang dikucurkan Pemerintah Kota Samarinda, Rp 50 miliar di antaranya dialokasikan untuk perbaikan gedung SD dan SMP.
"Alokasi anggaran untuk perbaikan gedung sekolah sebesar Rp 50 miliar yang dibagi menjadi dua yaitu, untuk rehabilitasi sebesar Rp 37 miliar dan pengadaan sarana belajar-mengajar Rp 13 miliar. Kerusakannya tidak terlalu parah dan umumnya yang rusak hanya bahagian atap,"kata L. Hamuddin.
Dijelaskan Kasubdin Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kota Samarinda itu, alokasi anggaran pendidikan tahun 2008 lebih diprioritaskan pada tingkat SD dan SMP, sementara alokasi untuk tingkat SMU diprioritaskan pada pengadaan laboratorium.
Dari data Dinas Pendidikan Kota Samarinda, terdapat 45 buah gedung SMP, dan 15 unit gedung SMU. 40 persen SMU di Samarinda, kata L Hamuddin, belum memiliki laboratorium.
Menurutnya, gedung SMP dan SMU di Samarinda kondisinya relatif baik sehingga anggaran pendidikan lebih diprioritaskan pada pengadaan sarana penunjang.
Pemkot Samarinda ungkap Kasubdin Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kota Samarinda tersebut mengalokasikan dana Rp 31 miliar untuk intensif 7435 guru swasta.
"Tahun 2007, setiap guru swasta hanya memperoleh insetif Rp 250 per bulan dan ditingkatkan Rp 350 ribu per bulan pada tahun 2008. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan guru, khususnya guru swasta di Samarinda,"ungkapnya.
Sementara, Pemkot Samarinda juga telah menerapkan penghapusan biaya partisipasi bagi murid dengan mengalokasi anggaran sebesar Rp 33 miliar guna penyediaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM).
"Besarnya anggaran itu merupakan komitemen Pemkot Samarinda untuk merealisasikan 20 persen anggaran pendidikan dari APBD kota Samarinda," kata L Hamuddin. [Ant/R1]
Minggu, 31 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar