Pengertian Kinerja Guru
- Menurut Broke dan Stone, 1975
Kinerja guru merupakan gambaran hakikat kualitatif dan prilaku guru yang tampak sangat berarti.
- Menurut Mc. Lead 1989
Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggungjawab dan layak
- Menurut Drs. Moh.Uzer Usman
Kinerja guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya dan suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum.
- Menurut Agus F. Tamyong, 1987
Kinerja guru merupakan merupakan orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
- Menurut W.J.S Poerwodarminto
Kinerja guru adalah kemempuan yang dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu.
Penilaian Kinerja Guru
Yang dipakai sebagai salah satu alat penilaian kemampuan mengajar terdiri dari :
1. Lembar penilaian keterampilan menyusun rencana pengajaran/satuan pelajaran (IPKM-1)
2. Lembar penilaian keterampilan melaksanakan prosedur mengajar/pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas (IPKM-2)
3. Lembar penilaian keterampilan melaksanakan hubungan antar pribadi (IPKM-3)
Penilaian Prestasi Kerja
Metode-metode penilaian prestasi kerja pada dasarnya bisa dibagi menjadi tiga , Yaitu :
1. Penilaian secara kebetulan tidak sistematis dan dilakukan secara kebetulan sering berbahaya dalam penerapannya.
2. Metode tradisional yang sistimatis mengukur
A. Karakteristik karyawan
B. Sumbangan karyawan pada organisasi
Sistim-sistim Penilaian kerja diantaranya :
A. Ranking
Cara tertua dan paling sederhana untuk menilai prestasi kerja adalah dengan membandingkan karyawan yang satu dengan yang lain untuk menentukan siapa yang lebih baik.
B. Perbandingan Karyawan Dengan Karyawan
Penilaian akan membandingkan suatu factor untuk menentukan dengan karyawan pembanding mana kepemimpinan karyawan yang dinilai paling mendekati.
C. Grading
Hampir sama dengan rangking. Seorang karyawan bisa tetap berada pada kategori yang terendah meskipun prestasi kerjanya telah meningkat hanya karena prestasi karyawan terus meningkat.
Program Penilaian Prestasi Kerja
a. Siapa yang menilai
Pada umumnya yang mempunyai wewenang untuk menilai adalah atasan langsung dari para bawahan. Suatu cara yang lebih maju di dalam penilaian ini adalah dengan mengajak para bawahan sendiri untuk melakukan penilaian terhadap diri mereka sendiri.
b. Kapan melakukan penilaian
Jadwal biasanya berlangsung dua atau sekali dalam setahun yang perlu diperhatikan adalah bahwa penilaian tidak perlu diselesaikan dalam waktu satu hari apabila karyawan cukup banyak.
c. Melatih penilaian
Penilaian yang terlalu keras menilai akan menghasilkan penilaian yang cenderung jelek. Sebaliknya yang lunak menilai akan cenderung baik. Kalau dibandingkan dengan penilaian normal, maka distribusi penilaian akan cenderung berada di kiri (yang telalu keras) dan berada di kanan (yang terlalu lunak).
d. Memonitori efektivitas program penilain
Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh bagian personalia, disamping itu penilain harus menemukan hubungan tertentu antara hasil penilain dan prestasui kerja.
Penilaian pencapaian tujuan pada akhir periode (biasanya 1) perlu dilakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah disepakati bersama. Meskipun sasaran telah didefinisikan sejelas mungkin di dalam akhir periode selalu ada kemampuan bahwa tujuan / sasaran tersebut tidak bisa tercapai sepenuhnya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Faktor kinerja tenaga pendidik di dalam organisasi sekolah pada dasarnya ditentukan oleh kemampuan dan kemauan guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Faktor ini merupakan potensi guru untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam meningkatkan kinerja guru, Burhanuddin mengemukakan bahwa usaha-usaha meningkatkan kinerja guru adalah :
1. Memperhatikan dan memenuhi tuntutan pribadi dan organisasi.
2. Informasi jabatan dan tugasa setiap annggota organisasi.
3. Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan secara efektif terhadap para anggota organisasi sekolah.
4. Penilaian program staff sekolah dalam rangka perbaikan dan pembinaan serta pengembangan secara optimal.
5. Menerapkan kepemimpinan yang transaksional dan demokratis.
Selanjutnya Bernet Silalahi mengemukakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah :
1. Imbalan financial yang memadai
2. Kondisi fisik yang baik
3. Keamanan
4. Hubungan antar pribadi
5. Pengakuan atas status dan kehormatannya
6. Kepuasan kerja
Kinerja guru pada hakikatnya merupakan hasil dari interaksi berbagai factor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi berasal dari dalam dirinya antara lain factor kesehatan, potensi, bakat, sikap, ,ianat, motivasi, kepribadian, latihan, pembiasaan. Sedangkan dari luar dirinya anatara lain factor kepemimpinan kepala sekolah, anak didik, sarana dan prasarana.
Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat memberi pengaruh terhadap kinerja guru, maka irawat dan kawan-kawan menyatakan bahwa factor yang mempengaruhi kinerja guru dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu factor internal dan factor eksternal.
Faktor internal pada dasarnya meliputi berbagai kondisi yang meliputi kondisi fisik, kemampuan, bakat, minat dan motivasi. Kondisi fisik merupakan factor terpenting yang sangat mempengaruhi prestasi kerja guru dan sangat menentukan bagi kelancaran kegiatan belajar mengajar. Kemempuan merupakan suatu kesanggupan untuk melakukan suatu pekerjaan yang dia dapatkan dari atasan atau dari lembaga yang memberikan tugas tersebut. Bakat, minat, motivasi adalah kemampuan dasar yang dibawa sejak lahir. Berbagai sikap yang harus dimiliki setiap orang , seperti sikap untuk mudah bergaul, rela berkorban, dan memiliki tanggungjawab. Hal tersebut merupakan sebagian dari sifat-sifat yang sesuai dengan profesi guru. Kesesuaian antara kemampuan dasar yang dimiliki seseorang dengan kemampuan yang dituntut oleh profesi guru memungkinkan orang cenderung tertarik sehingga timbul minat untuk menekuni profesi tadi. Jadi minat merupakan keinginan yang didasarkan kepada bakat untuk melakukan pekerjaan tertentu. Dengan adanya keinginan tersebut, maka konsep pemikiran tentang motivasi telah ada. Motivasi merupakan suatu kemauan tetapi bukanlah merupakan perilaku kemampuan itu adalah proses internal yang sangat kompleks dan tidak bisa diamati secara langsung, melainkan bisa dipahami dengan melalui kerasnya usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Dengan demikian, maka motivasi tidak laian merupakan dorongan untuk bertindak yang didasarkan pada kebutuhan. Motivasi mengiringi ungkapan akan pentingnya suatu kebutuhan. Seseorang yang bersifat pribadi, guru sebagai manusia yang memiliki keinginan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup, oleh karena itui guru sangat membutuhkan motivasi guna meningkatkan semangat kerjanya dalam rangka pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tadi. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup tentunya seorang guru harus tetap memperhatikan proses kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan factor eksternal terdiri dari karakteristik pekerjaan, fasilitas kerja, masa kerja, dan sistim pengelolaan.
1. Karakteristik pekerjaan merupakana cirri has yang dimiliki oleh suatu pekerjaan. Karakteristik pekerjaan guru adalah mengajar atau mendidik dalam arti luas.
2. Fasilitas kerja meliputi sarana dan prasarana yang berupa alat pelajaran, alat peraga, serta fasilitas lain yang bisa menunjang proses belajar mengajar.
3. Masa kerja merupakan hubungan hubungan antara pelaksanaan pekerjaan dengan prestasi kerja yang didasarkan pada anggpan bahwa semakin lama seorang itu bekerja, ia akan semakin banyak mendapatkan pengalaman. Dengan pengalaman, maka akan semakin cakap dan terampil dalam menyelesaikan tugasnya.
4. Sistim pengelolaan merupakan suatu cara cara yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam mendayagunakan sumber daya yang ada guna pencapaian program-program pendidikan yang telah dicanangkan di sekolah tersebut sekaligus untuk mendorong peningkatan prestasi kerja.
Aspek-Aspek Kinerja guru
Melaksanakan aktivitas bermakna
Agar dapat menghemat waktu atau menggunakan waktu semaksimal mungkin untuk kegiatan yang disertai tanggungjawab dan kewajibannya di sekolah harus bersedia merubah paradigma behwa selain siswa itu sebagai pelanggan utama perlu mendapatkan penjelasan bahwa guru tidak lagi menghambur-hamburkan waktu karena alokasi waktu yang tersedia dapat digunakan untuk menyajikan proses pembelajaran.Alokasi waktu secermat-cermatnya untuk keperluan proses pembelajaran, maka akam diperoleh hasil dari proses pembelajaran yang efisien, efektif, sesuai dengan biaya yang disediakan.
Komitmen terhadap budaya mutu
Agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik maka guru hendaknya professional dan memiliki komitmen terhadap bidang kewajibannya. Artinya guru memiliki konsep bahwa totalitas, dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak bertentangan dengan segala pola rasa, pola piker, dan pola tindak serta karya yang dihasilkan terwujud dari proses kreatif melalui aktivitas yang rutin dengan cara-cara mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Meningkatkan efisien dengan perbaikan berkesinambungan
Guru yang di dalam tugas tanggungjawab dan kewajibannya terus menganjurkan agar siswa mau berubah dan terus menerus melakukan perubahan yang terus menerus serta terbuka untuk menerima masukan maupun kritik dari pihak pelanggan baik internal maupun eksternal. Perubahan dalam diri guru dapat dilakukan dengan terus banyak belajar dan meningkatkan derajat pendidikan serta mengikuti pelatihan pendidikan.
Menyederhanakan aktivitas untuk meningkatkan nilai tambah
Dalam bidang pendidikan seringkali terjadi pengaturan birokrasi yang panjang sehinnga aktivitas pembelajaran sering menjadi korban penanganan yang professional dengan jalur yang relative pendek dan melibatkan seluruh unsure sekolah. Otonomi sekolah sebagai wewenang yang mendukung menciptakan sistim operasional sekolah yang relative sederhana sesuai dengan kebutuhan sekolah dan benar-benar bermanfaat dan efisien sehingga akan semakin bermakna dan memiliki nilai tambah di dalam menegmbangkan niali pengetahuan,, skill kegiatan jangan sampai terjebak pada pola yang mengorbankan proses.
Sabtu, 19 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar